Sabtu, 03 November 2012

kerajinan gerabah


 


Kerajinan gerabah yang diproduksi warga Kaliotik Lamongan Jawa Timur, mampu menembus pasar ekspor Eropa. Paduan antara bentuk tradisional dan motif modern membuat gerabah tersebut mempunyai nilai seni tinggi.

Kerajinan gerabah yang ditekuni Selo Wayah tersebut merupakan usaha yang dirintis ayahnya, Zainal Mahfud sejak tahun 1989 lalu dan merupakan satu-satunya di Lamongan. Usaha pembuatan gerabah hias ini mengalami pasang surut, namun dengan ketekunan dan keuletan, akhirnya usaha ini mampu bertahan hingga bisa diwariskannya.

Aneka gerabah hias karya Selo Wayah terdiri dari asbak hingga vas bunga dan lain sebagainya. Bahkan, Selo terus berupaya berkreasi dengan selalu merubah bentuk mengikuti perkembangan jaman dan keinginan para pemesan. Untuk pasar ekspor, gerabah dengan bentuk vas bunga yang selalu mendapat banyak pesanan.

Selo, mengambil bahan baku tanah dari desa Jati Rogo yang berada di kabupaten Tuban. Tanah dari desa tersebut kualitasnya bagus melebihi tanah dari Ponorogo yang ia gunakan sebelumnya. Pembuatan gerabah hias ini tidak dilakukan secara manual, melainkan dengan membuat cetakan terlebih dahulu. Hal ini dilakukan karena rata-rata pemesan menginginkan bentuk dan ukuran yang sama persis dalam jumlah yang besar.

Pembuatan gerabah ini diawali dengan mengiris tanah yang telah dihaluskan untuk mempermudah pembentukannya. Setelah dibentk kedalam cetakan, gerabah kemudian siap dikeringkan kemudian di bakar. Proses pembakaran dilakukan lebih kurang enam jam untuk menghasilkan kualitas gerabah yang maksimal.

Setelah itu gerabah siap untuk diwarnai. Pewarnaan gerabah sendiri dilakukan dengan cat minyak dan dengan pilihan warna yang mencolok sesuai karakter motif. Hasilnya, berbagai bentuk dan motif unik paduan antara bentuk tradisional dan modern pun tercipta.

Harga kerajinan gerabah ini berfariasi antara 4.000 Rupiah hingga 500.000 Rupiah, tergantung bentuk dan ukurannya. Selain mampu menembus pasaran Eropa, gerabah buatan Kaliotik ini juga kerap dipasarkan ke Bali dan Jakarta. Banyaknya pesanan dari luar negeri membuat omzetnya kini mencapai 10 juta hingga 40 juta rupiah per bulan
.

Sumber : liputan86

Tidak ada komentar:

Posting Komentar